Narasi yang mengatakan bahwa vaksin virus Corona (COVID-19) dapat menimbulkan reaksi magnetis terhadap tubuh saat ini beredar di tempat sosial seperti youtube, facebook, twitter, instagram dan berbagai macam media sosial lainnya. Dalam berbagai unggahan, tersemat pula video yang memperlihatkan sejumlah orang memperlihatkan kebenaran tentang fakta dari tanggapan tersebut.

Mereka nampak memperlihatkan kebenaran tanggapan dari reaksi magnetis itu dengan menempelkan magnet terhadap bagian lengan bekas suntikan vaksin COVID-19. Hasilnya, magnet-magnet itu pun menempel di lengan orang para penerima vaksin tersebut.

Viral Vaksin covid mengandung magnet

Dari unggahan tersebut, spekulasi sesudah itu berkembang perihal adanya microchip magnetis dalam vaksin COVID-19. Microchip magnetis itu yang dianggap sebabkan tubuh bereaksi seperti magnet. Lalu, apakah memang benar telah tersedia microchip magnetis yang berada di dalam vaksin COVID 19 sehingga membuat reaksi magnet terhadap bagian tubuh yang disuntikkan.

Tanggapan Viral Vaksin covid mengandung magnet

Ahli fisika berasal dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat Eric Palm memastikan tidak bisa saja tersedia microchip magnetis yang terbawa dalam suntikan vaksin COVID-19. Palm mengatakan ukuran jarum vaksin yang terlalu kecil, yakni sepersekian milimeter, hanya bakal dapat mempunyai partikel magnetis dengan kandungan yang terlalu rendah.

“Bahkan apabila Anda menyuntikkan partikel yang terlalu magnetis, ukurannya bakal terlalu kecil, sehingga tidak bakal tersedia kekuatan yang memadai untuk terlalu menghambat magnet yang menempel di kulit Anda,” kata Palm sebagaimana dilansir berasal dari laporan BBC.

Palm memaparkan koin memang dapat dengan gampang menempel di kulit. Sebab, jelasnya, tersedia minyak dan tegangan yang tidak bertentangan dengan permukaan benda tersebut. “Koin bahkan gampang menempel di dahi, seperti yang sering kita jalankan selagi kecil,” kata dia.

Sementara, peneliti vaksin sekaligus profesor pertumbuhan biologi dan sel di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern, Dr Thomas Hope, mengatakan vaksin COVID-19 terhadap dasarnya terdiri berasal dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang memelihara pH, sehingga tidak tersedia bahan apa pun yang dapat berinteraksi dengan magnet.

Menurut lembar fakta yang di sediakan oleh otoritas kesehatan di AS dan Kanada, vaksin COVID-19 yang tersedia (Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson atau AstraZeneca) tidak tersedia yang mencantumkan bahan berbasis logam. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di amerika serikat, di website online mereka, memastikan tidak tersedianya bahan magnetik yang berada dalam vaksin.